Makanan khas semarang yang paling dominan antarai lain nasi ayam semarang, tahu gimbal, gulai kambis bustaman, dan babat gongso. Mana nih yang kalian coba dulu.
Semarang merupakan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Selain itu, kota yang sekaligus menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah ini mempunyai jumlah penduduk mencapai angka 2 juta jiwa.
Semarang mempunyai beberapa julukan, seperti Venetie van Java, Kota Atlas, The Port of Java, Semarang Pesona Asia, dan Kota Lumpia.
Kota Lumpia menjadi julukan yang menunjuk kota Semarang karena di kota dengan dominasi penduduk dari suku Jawa tersebut terdapat makanan khas berupa lumpia.
Selain lumpia, masih ada banyak makanan khas Semarang yang secara langsung lahir di tanah Semarang maupun hasil akulturasi dari sejumlah budaya [lumpia merupakan akulturasi 2 budaya, yakni Jawa dan Cina].
Berikut ini akan MakananOlehOleh.com tampilkan daftar kuliner khas kota Semarang yang bisa menjadi pilihan untuk kamu ketika berkunjung ke sana.
Makanan Khas Semarang
[powerkit_toc title=”Daftar isi” depth=”2″ min_count=”2″ min_characters=”1000″]
1. Mangut Kepala Manyung
Mangut Kepala Manyung menjadi alternatif makanan khas semarang. Makanan ini sendiri terdiri dari kepala ikan manyung, daging ikan manyung, santan, cabe dan juga tomat.
Dengan rasa yang gurih dan sedap makanan ini menjadi favorit ketika disemarang, banyak para wisatawan yang mencobanya.
2. Nasi Ayam Semarang
Nasi ayam khas Semarang adalah makanan dengan isi berupa nasi liwet, telur rebus, dan suwiran ayam yang diberi kuah opor serta tambahan sambal goreng jipan.
Sekilas memang mirip dengan nasi liwetnya Solo, namun nasi ayam ini biasa disajikan dengan tambahan sate telur puyuh, satu usus, dan teh hangat.
Perbedaan lainnya adalah nasi liwet menggunakan kuah areh, sedangkan nasi ayam memakai kuah opor kuning.
Untuk penyajiannya cukup sederhana, yakni hanya berada di atas piring yang telah diberi alas dari daun pisang dengan isian seperti yang telah disebutkan seperti di atas.
Asal muasal dari makanan sehat Semarang ini adalah dari tangan penjual nasi ayam keliling bernama Satinem.
Dia adalah orang dibalik terciptanya nasi ini dan sering menjajakannya secara berkeliling pada tahun 1960-an.
Nama awal dari makanan ini dulunya bukanlah nasi ayam Semarang, melainkan nasi ayam Kampung Koja.
Penamaan ini dikarenakan Kampung Koja adalah kampung yang menjadi saksi lahirnya makanan ini.
Hingga pada tahun 1992 nasi buatan Satinem semakin dikenal karena telah membuka tempat dagang secara mandiri di Jalan K.H. Ahmad Dahlan yang sampai saat ini masih berjualan.
Lambat laun telah banyak kedai dan warung yang ikut-ikutan menjajakan makanan ini di Semarang.
3. Garang Asem
Olahan tradisonal bernama garang asem adalah makanan khas Semarang yang enak berisi ayam dengan kuah santan berbumbu belimbing wuluh dan cabai.
Uniknya, ayam dan kuah santan dimasak dengan dimasukkan dulu ke dalam daun pisang lalu ditutup atasannya dengan lidi.
Untuk menambah kenikmatannya, biasanya garang asem diberi tambahan nasi hangat, tempe goreng, jeroan ayam yang ditusuk seperti sate, dan perkedel.
Untuk menemukan makanan dengan bumbu Indonesia banget ini cukup sulit, namun salah satunya ada di restoran dengan alamat di Jalan Gajah Mada.
Ayam yang dipakai dalam garang asem adalah ayam kampung karena teksturnya lebih lembut dan empuk dibanding ayam lain.
Bahkan dulu ayam kampung hanya dinikmati orang berada saja karena harganya cukup mahal berkat rasanya.
Walaupun begitu, masakan ini sampai sekarang masih saja mahal untuk dinikmati.
Ini dikarenakan pembuatannya yang relatif sulit, bahkan orang bisa gagal dalam membuatnya dan malah hasilnya nanti menjadi opor, bukan garang asem.
Namun soal rasa, jangan ditanyakan lagi, karena kaya akan rempah Indonesia.
4. Tahu Gimbal
Dari namanya saja sudah terlihat bahwa tahu gimbal adalah olahan yang terdapat tahu dan gimbal dalam penyajiannya.
Namun lebih dari itu, karena terdapat pula potongan lontong dan kol yang disiram bumbu kacang dan petis dalam satu porsinya.
Jika belum kenal apa itu gimbal, maka gimbal adalah olahan udang yang diberi tepung, atau mirip dengan bakwan udang.
Untuk menikmati satu porsi tahu gimbal, biasanya akan dinikmati dengan kerupuk udang yang tekenal renyah.
Makanan ini memang agak mirip dengan ketoprak khas Jakarta, namun bedanya adalah tahu gimbal menggunakan bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiramkan ke makanan.
Selain itu, adanya gimbal dan petis membuatnya agak berbeda. Rasanya yang gurih dan rasa bumbu kacang yang sangat terasa menjadi daya tarik bagi para konsumen.
Di Semarang sendiri, kedai penjual tahu gimbal cukup menjamur, namun warung Pak H Edy menjadi yang direkomendasikan oleh pemerintah kota Semarang.
Silahkan saja menuju Jalan Pahlawan di depan departemen sosial Semarang untuk berkunjung ke warungnya pak H Edy.
5. Soto Bangkong
Soto bangkong adalah olahan soto yang terdapat di Rumah makan Jalan Brigjen Katamso Semarang.
Nama bangkong sendiri diambil dari tempat pendirian dari soto yang telah ada sejak 1950 ini, yakni Perempatan Bangkong.
Pembuatnya saat itu, H. Soleh Soekarno bahkan sebelum itu harus menjualnya dengan cara berkeliling, dan lambat laun Beliau telah membuat kedai di samping pos polisi, yaitu Jl. Brigjen Katamso.
Sampai saat ini kedai tersebut terus berkembang dan menjadi besar, bahkan telah membuka cabang hampir di seluruh daerah di Pulau Jawa yang dikelola oleh anak-anaknya.
Lihat juga makanan khas jogja
Perbedaan makanan asli Semarang ini adalah kuahnya yang bening walaupun warnanya agak cokelat.
Soto yang disajikan dengan mangkuk kecil namun agak tinggi ini, diberi isian berupa suwiran ayam, irisan tomat, tauge, bihun, serta taburan bawang merah dan putih di atasnya.
Kuah dari soto ini bisa digabung dengan nasi maupun dipisahkan dari nasi, terserah sesuai selera.
Untuk menambah rasa, bisa juga memesan tambahan seperti sate ayam, perkedel, sate telur puyuh, sate kerang, tahu, dan tempe.
6. Mie Kopyok
Mie kopyok adalah makanan dengan bahan utama mie lalu ditambah dengan tetelan daging dengan tambahan lauk berupa tahu dan kerupuk gendar.
Gendar merupakan kerupuk yang terbuat dari adonan nasi dengan rasa renyah nan gurih.
Nama mie kopyok bukanlah nama satu-satunya, karena ada nama lain yang melekat pada makanan ini, seperti mie lontong dan mie teng teng.
Untuk nama terakhir diberikan karena dulunya makanan ini dijual dengan cara membunyikan piring sehingga menghasilkan suara “teng teng teng” untuk menarik pembeli dari gerobak-gerobak penjual.
Selain mie, dalam satu porsi mie kopyok ditambah juga dengan irisan lontong, sehingga disebutlah mie lontong.
Pembuatannya hanyalah dengan menyelupkan mie basah dan kecambah ke dalam air mendidih, lalu menaruhnya di piring setelah irisan lontong dan tahu pong dimasukkan.
Uniknya lagi, mie ini diberi kuah dengan bumbu putih yang telah diuleg, lalu diberi tambahan irisan bawang goreng dan kecap di atasnya.
7. Nasi Goreng Babat Gongso
Sebagai makanan khas semarang nasi goreng babat gongso memang menjadi pilihan terbaik.
Nasi Goreng Babat Gongso merupakan nasi goreng yang disekitarnya ditambah dengan babat alias kulit sapi bagian lambung.
Babat tersebut dipotong 3×4 cm, kebanyakan penjual ada yang mengeroknya ada juga yang tidak mengerok babatnya.
Bumbu dari nasi ini adalah bawang merah dan putih, cabai merah, dan uniknya, ada terasi, serta kecap yang kental sehingga memiliki warna kecokelatan di sekelilingnya.
Bagi yang kurang puas, bisa dengan memesan telur yang nantinya akan diorak-arik untuk ditambahkan ke porsinya. Tambahan kerupuk dan acar mentimun bisa juga dipilih untuk menjadi teman makan nasi goreng.
Selain babat sebagai urapan, masih ada varian lain untuk ditambah dengan nasi goreng, misalnya ada limpa, iso, dan paru rebus.
Semuanya ditaruh di baskom, jadi kalian bisa memesannya, bahkan tak harus selalu babat yang dipilih, bisa campuran dari menu di atas, atau hanya satuannya saja.
Lihat juga makanan khas bandung
Selain nasi goreng babat gongso, ada juga babat gongsonya saja, alias tanpa gorengan nasi.
Babat yang telah dimasak akan diurap atau dicampur dengan sambal dan kecap agar bisa langsung disantap atau sebagai teman makan nasi putih biasa.
Beberapa kedainya diantaranya adalah milik Pak Karmin di Jalan Pemuda, tepatnya di samping Jembatan Mberok.
Lalu ada milik Pak Taman dengan alamat di selatan stadion Diponegoro atau depan kantor BPN.
8. Tahu Petis
Dari namanya saja sudah terlihat bahwa tahu petis adalah makanan pedas dengan bahan dasar tahu kemudian diberi isian petis.
Untuk memberi petis ke dalamnya, tahu harus terlebih dahulu disayat, namun jangan sampai terbelah, baru diisi dengan petis.
Pada saat penggorengan, usahakan tahu harus garing, baru diisi dengan petis dengan cara disayat. Untuk yang doyan pedas, bisa juga menyantapnya dengan tambahan cabai rawit segar agar terasa lebih enak.
Sebenarnya petis adalah olahan dari sisa cairan perebusan ikan atau udang, namun sisa itu kemudian dipanasi sampai menjadi kental seperti saus dengan warna kehitam-hitaman.
Petis itu dibuat dengan adonan kanji dengan tambahan gula yang diberi tinta cumi agar warnanya menghitam.
Walaupun begitu, rasanya tetap enak dengan rasa pedas gurih nikmat sesuai ciri khas petis normal.
Salah satu penjualnya adalah tahu petis prasojo yang ada di dekat simpang lima yang buka sampai sore.
9. Lumpia Semarang
Sebagai kota lumpia, rasanya kalau berkunjung ke Semarang tanpa mencicipi lumpia itu seperti belum pernah ke sana.
Makanan dengan nama inggrisnya yaitu spring roll itu dibuat dengan adonan tepung yang dibuat bundar kemudian diberi isian lalu dilipat dan digulung, baru digoreng di minyak panas.
Isian dari makanan dengan nama lain lunpia ini adalah daging ayam, bawang putih, telur orak-arik, ebi, kecap, potongan sayuran, bahkan rebung.
Untuk memakannya bisa dengan cara mencocolnya bersama saus segar atau menyantapnya secara langsung, keduanya sama-sama enak.
Perbedaan antara lumpia Semarang dengan jenis lain ada pada sejarahnya, yakni saat dibuat pertama kali oleh Tjoa Thay Yoe dan istrinya Wasih.
Keduanya sukses membuat lumpia dengan perpaduan tiongkok-jawa dengan isian rebung halus.
Sedangkan kulit untuk membungkusnya dibuat menggunakan tepung terigu dan air dengan bentuk bundar.
Kini banyak keturunannya dan mantan anak buahnya membuat lumpia di Semarang dengan ciri khas yang berbeda-beda di warung-warung yang mereka buat.
Selain itu cara makannya juga berbeda, selain dicocol dengan saus, biasanya lumpia semarang akan disantap dengan acar mentimun, cabai rawit, bahkan tunas bawang putih (lokio).
10. Pisang Plenet
Mungkin pisang plenet tak seterkenal lumpia, mochi, atau bandeng presto yang notabene sama-sama makanan khas Semarang.
Hal itulah yang membuat pisang plenet hampir punah karena sulit ditemui. Padahal makanan dengan bahan dasar pisang ini memiliki rasa yang enak.
Pembuatannya adalah dengan cara terlebih dahulu memilih pisang kepok matang, lalu harus dibakar pada api kecil sampai agak gosong kecokelat-cokelatan.
Saat itu, pisang tadi akan ditiriskan kemudian dipipihkan dan diberi olesan margarin baru ada cokelat, meises, selai nanas, atau gula bubuk.
Terakhir akan ditutup dengan pisang pipih lagi sehingga mirip dengan pembuatan roti tawar isi.
Mungkin ada yang penasaran dengan nama plenet, nama itu didapat dari bahasa Semarang plenet dengan arti memipihkan, seperti cara pembuatannya, yakni dengan memipihkan pisang.
Pemipihan itu pulalah yang menjadi ciri khasnya, bahkan tak banyak yang mampu membuatnya. Sebab itu, makanan yang dulunya dijajakan dengan gerobak ini mulai menurun pembuat dan peminatnya.
Tercatat, hanya ada beberapa penjual saja, salah satunya adalah gerobak Pisang Plenet milik Pak Tuko dengan pangkalan pasar Semawis dan sekitar toko Sri Ratu.
Uniknya pak Tuko menggunakan pisang kepok yang matang di pohon agar rasanya legit. Harganya untuk satu porsi makanan ini cuma Rp. 2.500 saja, padahal rasa yang ditawarkan begitu menggoda.
11. Tahu Pong
Beberapa waktu lalu, ada tahu bulat yang digoreng dadakan dengan harga 500-an dan sudah pasti kehalalannya.
Namun jauh sebelum itu ternyata ada makanan khas Semarang bernama tahu pong dengan persamaannya adalah terbuat dari tahu dengan isian sam-sama kopong.
Tidak hanya itu, bentuk keduanya juga sama, yakni bulat, walaupun tahu pong tidak sebulat tahu bulat. Namun tetap saja ada perbedaannya, yakni pada cara penyajian dan memakannya.
Lihat juga makanan khas betawi jakarta
Untuk tahu pong sendiri, biasanya akan dimakan besama dengan gimbal udang (bakwan udang dengan bentuk pipih) dan sambal rawit pedas untuk dicocol.
Selain itu masih ada pelengkap makanan ini berupa irisan acar lobak dan tahu pong emplek yang digoreng dengan telur.
Pembuatannya adalah dengan menggunakan tahu khusus kemudian akan digoreng dengan minyak panas sampai garing sehingga menghasilkan tahu tanpa isi.
Bila disajikan, tahunya akan dipotong dulu menjadi beberapa bagian untuk mempermudah mencocolnya dengan sambal rawit bercampur petis.
Rasanya adalah pedas manis dari sambal, plus gurih nan empuk dari tahunya. Di kota besar seperti Jakarta dan Tangerang telah ada banyak kedai penjualnya, namun di Semarang ada yang menjualnya dengan alamat Jalan Gajah Mada No. 63B.
12. Tahu Gimbal
Tahu gimbal pada umumnya merupakan makanan khas Semarang yang terkenal yang terdiri dari tahu goreng, irisan lontong, gimbal, tauge, telur, rajangan kol mentah, dan diberi bumbu kacang campur petis udang di atasnya.
Yang membuat olahan ini unik adalah adanya gimbal atau bakwan dengan isian udang. Sebagai makanan yang telah membumi, membuatnya dapat dengan mudah ditemui di pinggir jalan maupun penjual dengan gerobak di pelosok desa.
Salah satu yang menjadi tempat nongkrong anak muda plus menjajakan tahu gimbal adalah Taman KB di kompleks Perumnas Banyumanik.
Namun bagi yang ingin tahu gimbal dengan kesan berbeda dari yang lain, maka lokasi paling tepat ada di Jalan Pahlawan milik Pak Edy.
Warungnya memang sederhana, karena hanya menggunakan tenda sebagai atap. Penggunaan lontongnya di sini diganti dengan ketupat dengan guyuran bumbu kacang dan petis yang encer.
Isi di dalam satu porsi hampir sama dengan tahu gimbal lain, namun tahu gorengnya dipotong segi empat dan adanya irisan kol.
Tidak hanya itu saja, karena di sana kalian bisa mengatur tingkat kepedasan tahu gimbal ini sesuai selera masing-masing.
Warung yang hanya buka sore hingga malam hari ini juga menyediakan minuman pendamping berupa es teler. Harga satu porsinya dibanderol mulai 10.000 rupiah, tergantung produsen dan isiannya.
13. Gandos
Nama gandos mungkin agak kurang familiar di telinga kalian, hal ini dikarenakan jajanan ini termasuk jajanan tradisional dan kini jarang ada pembuatnya.
Panganan ini dibuat dari tepung beras dengan campuran santan lalu diberi garam yang nantinya akan dimasukkan ke loyang sebagai cetakannya.
Nantinya saat adonan dalam loyang, maka akan dimasak dengan api yang sangat panas. Bentuk gandos sendiri biasanya setengah lingkaran dengan taburan gula di sekelilingnya.
Sebagai panganan populer di Jawa, ada banyak sebutan bagi makanan ini, seperti kue rangin di Surabaya, pancong di Jakarta, di Bandung dinamai bandros, tratak jaran sebutan kue gandos bagi orang Bojonegoro, dan bahkan di Bali diberi nama daluman.
Rata-rata ketebalan dari gandos adalah 2 cm dengan warna dominan putih agak kecokelatan.
Rasanya adalah gurih berkat garam, dan renyah saat digigit oleh mulut. Rasa manis dari gula tebu yang menjadi taburannya memang tidak terlalu terasa.
14. Spekoek
Bagi yang belum tahu tentang spekoek, maka spekoek adalah nama beken dari kue tradisional bernama lapis legit.
Kue dengan ciri khas warna cokelat dan kuning yang berlapis-lapis itu memiliki rasa legit sesuai namanya. Karena bukan makanan khas Semarang, maka kini di
Semarang banyak sekali produsen yang membuat varian baru lapis legit. Sebut saja spekoek puding, yaitu puding dengan isian irisan spekoek.
Lalu ada lapis semarang yang merupakan perpaduan antara lapis legit dengan lapis mandarin dengan rasa keju.
Dan bagi yang suka makanan premium dan agak kebarat-baratan, maka jawabannya adalah lapis gulung yakni lapis legit yang digulung dengan isian nougat di dalamnya.
Ada pula cokelat dengan isi spekoek yang laris manis saat perayaan valentine tiba. Untuk yang tradisional atau Indonesia banget, maka ada kukis spekoek yang sebenarnya adalah kerupuk dari lapis legit sebesar kartu remi.
Sedangkan untuk edisi spesial ada yang namanya lapis legit lontong dengan bentuk menggulung seperti lontong atau lemper dengan rasa cokelat dan capuccino.
Kesemua varian itu dapat dibeli di toko spekoek waiki di Jl. Senjoyo II No.1, Bugangan, Semarang. Atau di beberapa toko oleh-oleh khas Semarang dengan varian dan bentuk lain.
15. Kue Moaci
Kue moaci merupakan kue khas Semarang dengan bentuk bulat berbahan dasar tepung ketan sebagai luaran dan ada gula karamel bercampur kacang sebagai isian.
Tepung ketan yang terkenal lengket, membuat makanan ini dilapisi dengan bubuk tepung serta diberi alas dari kertas roti.
Karena bentuknya bulat, bisa membuat kalian salah sangka, bisa-bisa menyebutnya dengan mochi Jepang atau onde-onde bahkan klepon.
Namun karena biasanya moaci dijual dengan kemasan, maka terdapat label nama makanan tersebut pada kemasannya.
Lambat laun kini kue moaci mulai berkembang dengan adanya berbagai pilihan warna mulai dari putih yang original, hijau, kuning, merah, hingga cokelat seperti onde-onde.
Tidak hanya warna, karena isiannya juga telah berkembang, seperti rasa original dengan isian kacang dan gula, durian, stroberi, cokelat, hingga pandan.
Ada juga yang menambah wijen di sekelilingnya agar memiliki rasa lebih beragam. Harga satu kemasan mini dengan isi 4 moaci mini, cukup dengan membayar 3 ribu rupiah saja.
Sedangkan kemasan besar isi 10 moaci besar harganya mulai dari 18 ribu. Namun karena dibuat dengan bahan alami tanpa satupun pengawet kimia, jadinya kue ini hanya bertahan 1 minggu.
16. Gudangan
Gudangan merupakan urapan sayur rebus dengan bumbu sambal gudangan yang sebenarnya hanyalah parutan kelapa berbumbu bawang merah dan putih, cabai merah, dan jeruk purut.
Isian sayurnya bermacam-macam, tergantung selera pembuatnya, mulai dari sayur bayam, wortel, daun singkong, kubis, kecambah, hingga kacang panjang.
Kesemua sayuran itu lebih baik untuk dipotong kecil-kecil dulu baru nantinya direbus sampai lunak agar mudah dimakan.
Untuk pembuatan sambal gudangan, perlu bahan seperti bawang merah dan bawang putih, cabai merah, perutan daging kelapa muda, kencur, jeruk purut, dan garam.
Semua bahan pembuatan sambal di atas dihaluskan kecuali parutan kelapa, setelah semuanya halus nanti parutan kelapa baru bisa dicampur sampai merata.
Siapkan piring untuk mengurap rebusan sayur dan sambalnya sampai merata. Gudangan paling nikmat bila dimakan bersama dengan nasi hanga.
Jadi penyajiannya adalah hanya perlu menyediakan sepiring nasi lalu ditambah dengan hasil urapan tadi di atasnya.
Untuk memperlengkap rasa, bisa ditambah dengan telur rebus, rempeyek, hingga ikan gereh.
17. Roti Ganjel Rel
Salah satu roti khas Semarang yang kini mulai sulit ditemukan adalah roti ganjel rel karena mulai sedikit peminatnya.
Bentuk dari panganan ini mirip dengan alat musik gambang dengan bentuk kotak warna cokelat bertabur wijen disekelilingnya.
Karena bentuknya yang mirip gambang itulah, roti ini juga sering disebut roti gambang.
Sedangkan asal usul penamaan roti ganjel rel adalah teksturnya yang keras dan alot seperti ganjalan rel kereta api.
Selain itu, jika dilihat dengan seksama, roti yang telah ada sejak zaman Hindia Belanda ini juga mirip ganjalan rel.
Menurut para ahli roti yang digadang-gadang sebagai makanan unik Semarang ini baik untuk pencernaan karena teksturnya yang agak keras dan bisa membuat orang kenyang hanya dengan memakan 2 roti saja.
Bahkan kue tradisional ini kerap dibagikan saat ada perayaan dugderan untuk menandai awal bulan Ramadhan.
Lihat juga makanan khas sunda
Sekitar 8000 roti akan dibagikan oleh takmir masjid Masjid Agung Kauman Semarang kepada para warga sekitar.
Dengan roti ini masyarakat percaya bila orang yang mendapatkan roti saat acara dugderan akan mampu menahan setiap ganjalan atau hambatan saat menjalankan ibadah puasa.
18. Bandeng Presto
Bandeng presto merupakan olahan dari ikan bandeng yang dimasak dengan cara presto untuk menghilangkan duri atau melunakkan duri pada ikan tersebut.
Presto sendiri adalah cara memasak menggunakan tekanan tinggi dari uap air, biasanya dimasak dengan panci presto atau panci yang dapat dikunci rapat agar air tidak meluap.
Memasaknya dalam panci dengan cara presto, harus diberi alas daun pisang di bawahnya.
Namun sebelum dipresto, ikan dengan nama latin Chanos chanos ini harus diberi bumbu berupa bawang putih, garam, dan kunyit yang telah dihaluskan.
Walaupun ditemukan oleh Hanna Budimulya, seorang warga Pati pada 1977 silam, namun bandeng presto mulai menyebar cepat ke Semarang dan Sidoarjo khusunya.
Karena perkembangan itulah, di Semarang bandeng presto menjadi oleh-oleh khas ibukota Jawa Tengah tersebut.
Salah satunya adalah dengan muculnya Bandeng Presto Juwana di Semarang. Bahkan sentra bandeng presto tersebut dikatakan adalah asal muasal dari presto pertama, yang pindah ke Semarang karena merupakan ibukota Jawa Tengah.
19. Gulai Kambing Bustaman
Gulai ini sudah lama berdiri dan memiliki cita rasa yang tidak pernah kalah dengan restoran mewah yang ada disemarang.
Ada baiknya anda bisa mencoba gulai kambing bustaman dijamin anda tidak akan kecewa untuk mencobanya.
Harga yang ditawarkan juga cukup murah mulai dari 20.000 an
20. Nasi Pecel Mbok Sador
Nasi pecel mbok sador menjadi bagian terakhir makanan khas semarang. Pecel buatan mbok sador ini menjadi pecel yang paling diburu wisatawan.
Selain memiliki rasa yang nikmat harga yang ditawarkan cukup murah meriah hanya 10.000 an
Jika kamu berencana datang ke Semarang untuk menjelajah kekayaan wisata yang dimilikinya, jangan sampai melupakan daftar makanan khas Semarang tersebut.
Kuliner yang unik dan enak dari kota Semarang bisa memberikan pengalaman baru pada lidah kamu.
Bahkan, tak jarang juga orang yang mengaku rindu untuk kembali datang ke Semarang hanya sekadar untuk mencicip makanan khasnya yang rasanya masih melekat pekat di lidah.
Tags: makanan khas semarang, makAnan khas nusantara, kuliner khas semarang, makanan semarang, makanan hkas semarang, jual kue pancong di semarang, kue khas semarang, makanan enak di semarang Tags: Pulau Jawa Last modified: 21 July 2020
Leave a Comment